Kita sedang menyaksikan kehancuran di depan mata. Hutan yang dulu diagungkan sebagai paru-paru dunia, kini tinggal kenangan. Ekosistem di dalamnya pun terus merosot, rusak, bahkan menuju kepunahan atas nama pembangunan dan keserakahan manusia. Mereka yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya, abai terhadap dampak yang ditimbulkan. Ini bukan tentang menyalahkan, melainkan sebuah refleksi dari keresahan mendalam. Kita menyaksikan hutan dibabat habis, kriminalisasi terhadap masyarakat adat, dan satwa seperti harimau Sumatra yang kian terancam punah, menyusul jejak saudaranya di Jawa. Ini adalah masalah kita bersama. Tanah yang dulu diimpikan sebagai surga, kini hanya menjadi dongeng. Ke mana perginya para penjaga surga? Apakah mereka masih ada, atau justru dibungkam dan dihilangkan? Keresahan inilah yang mendorong saya untuk menciptakan karya ini. Saya ingin menghidupkan kembali sosok harimau, agar generasi mendatang tidak hanya mengenalnya dari cerita, tetapi juga merasakan kehadirannya. Melalui karya ini, saya berharap dapat membangkitkan empati dan mengajak setiap orang untuk merenungkan nasib kita, alam, dan seluruh ekosistem di bumi, agar kembali selaras dan lestari. Disini saya teknik kolase yang sebelumya karya -karya saya saya gambar di kertas dan saya buat menjadi sebuah kolase untuk memberikan kesan dramatis dan textur. Semoga karya Anda dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Seniman_03978318-6037-4fea-9b12-1c3757a438af