Ditulis Oleh
Lagi Banyak Dibahas, Yuk Kenalan sama 4 Seniman Kontemporer dari Indonesia
Published at May 01, 2025 11.46 by riezky
Belakangan ini, nama Indonesia semakin sering diperbincangkan di kancah seni Internasional. Acara-acara bertaraf Internasional seperti pameran, festival seni, dan semacamnya seringkali memunculkan nama-nama seniman asal Indonesia yang tentunya membuat nama Indonesia semakin terkenal luas di mata dunia. Para seniman ini bukan hanya membawa identitas lokal dan kebudayaan Indonesia yang memikat, namun juga mengangkat isu-isu universal seperti feminisme, lingkungan, dan budaya pop dengan pendekatan yang segar.
Kalau kamu penasaran siapa saja sosok kreatif di balik sorotan ini, Tim Artiknesia sudah merangkum empat nama powerhouse seni asal Indonesia yang berhasil mencuri perhatian dunia.
1. Eko Nugroho
Eko Nugroho adalah seniman kontemporer terkenal asal Indonesia yang berbasis di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan seni dari ISI Yogyakarta – salah satu kampus seni di Indonesia – di tahun 2006, karya-karyanya semakin luas. Berakar di jalanan dan tumbuh di tengah denyut komunitas, elemen-elemen tersebut ia rajut untuk menjadi fondasi kuat yang terus ia kembangkan seiring perjalanannya dalam dunia seni.
Dari Lukisan, gambar, mural, patung, hingga seni media rekam, karya-karya Eko Nugroho berakar kuat sekaligus memberikan warna baru bagi lanskap seni Indonesia. Ciri khasnya terletak pada bahasa visual baru, dimana pesan politik bermain dan terjalin rapat dengan estetika seni jalanan, grafiti dan komik yang menyatu harmoni.
More Love Above the Peace #1, Embroidered Painting, 92 x 71 cm
Eko Nugroho, 2024
Sepanjang perjalanan kariernya, Eko Nugroho telah mengadakan banyak pameran tunggal, di antaranya: Wayang Bocor, University of North Carolina (2017), Art Gallery of New South Wales, Sydney, Australia (2016), WE ARE CONCERN ABOUT NOTHING, Arario Gallery, Seoul, South Korea (2013), dan masih banyak lagi.
2. Heri Dono
Jika Eko Nugroho membawa warna-warna urban dan pop culture ke kanvas global, Heri Dono hadir sebagai pionir yang memadukan humor sarkastik dengan warisan wayang, menciptakan karya yang menggigit tapi tetap memukau.
Heri Dono adalah seniman kontemporer asal Indoneisa yang dikenal karena perpaduan inventifnya dari seni rakyat tradisional dengan citra kontemporer. Sepanjang praktiknya, Heri Dono menggabungkan beragam materi sumber seperti wayang kulit, budaya pop barat, dan isu-isu sosial-politik dalam lukisan dan Instalasi.
The Mountain Dragon, Acrylic on Canvas, 160 x 260 cm
Heri Dono, 2017
Heri Dono lahir pada 12 Juni 1960 di Jakarta, dan mengenyam pendidikan di Institut Seni di Yogyakarta. Heri Dono mewakili Indonesia dalam Venice Biennale ke-56 di tahun 2015 dan karya-karyanya antara lain ada dalam koleksi Deutsche Australia di Canberra, dan Tropenmuseum di Amsterdam. Heri Dono kini tinggal dan bekerja di Yogyakarta, Indonesia.
3. I Nyoman Masriadi
Selanjutnya ada I Nyoman Masriadi, sebuah nama yang mungkin tidak asing didengar. I Nyoman Masriadi adalah pelukis Indonesia terkemuka era pasca-Soeharto. Lahir di Gianyar, Bali, I Nyoman Masriadi kemudian menerima pelatihan seni di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Narasi bergambarnya, seringkali padu dengan sejarah budaya Indonesia yang tertanam, menawarkan komentar sosial penuh warna tentang kehidupan kontemporer dan budaya pop. Ada banyak ketidakcocokan yang dirasakan Masriadi saat dia mengambil studi di ISI Yogyakarta. Salah satunya adalah tidak baik menggunakan warna hitam pada lukisan, larangan ini kemudian malah membuat Masriadi semakin ingin mencoba.
You Must be Ready, Acrylic on Canvas, 200 x 300 cm
I Nyoman Masriadi, 2010
I Nyoman Masriadi telah menggelar pameran di Australia, Belanda, Indonesia dan banyak lainnya. Pameran terbarunya termasuk Black is My Last Weapon di Singapura (2008), Jogja Biennale X di Indonesia (2009), dan The Simple Art of Parody di China (2009). I Nyoman Masriadi merupakan salah satu alasan mengapa seniman kontemporer Indonesia semakin dilirik, lukisannya yang berjudul The Man from Bantul merupakan lukisan termahal yang dilelang pada lelang Sotheby’s di Hong Kong pada tahun 2008. I Nyoman Masriadi sekarang tinggal dan bekerja di Yogyakarta, Indonesia.
4. Christine Ay Tjoe
Last but not least, ada Christine Ay Tjoe. Berbeda dari 3 seniman sebelumnya, Christine Ay Tjoe hadir dengan pendekatan yang jauh lebih personal dan emosional, mengajak kita menyelami kompleksitas batin lewat goresan abstrak yang halus tapi menghantam.
Lahir di Bandung, Christine Ay Tjoe mengikuti studi desain grafis dan seni grafis di Institut Teknologi Bandung. Perjalanannya ke dalam lukisan, didorong oleh kecintaannya pada drypoint – media yang secara eksklusif ia fokuskan di awal karirnya. Dalam cetakan dan gambar awal karirnya, Ay Tjoe menggambar secara ekstensif dari tanaman, menata ulang jaringan akar bawah tanah mereka yang kompleks melalui garis animasi, dilapisi dan terakumulasi untuk menciptakan bentuk organik. Studi tentang bentuk akar linier membawanya untuk menyelidiki lebih lanjut potensi ekspresif garis, yang akan menjadi dasar untuk praktik pembuatan gambarnya.
Demonic Possession, Oil on Canvas, 200 x 230 cm
Christine Ay Tjoe, 2016
Selama akhir 1990-an, Ay Tjoe beralih ke bentuk manusia sebagai subjeknya, menciptakan cetakan yang mengeksplorasi ekspresi ‘diri batin’ melalui garis-garis organik yang lentur dan warna yang tenang untuk menggambarkan tubuh yang berkerut dan atrofi. Karya-karya dari tahun 2010 keatas, warna merah darah dan daging ia tampilkan secara mencolok, menunjukkan hubungan yang lebih langsung dengan tubuh manusia dengan rasa fisik yang mendalam. Sekarang, Christine Ay Tjoe tinggal dan bekerja di Bandung, Indonesia.
Keempat nama seniman diatas hanya sebagian kecil dari gelombang besar seniman Indonesia yang terus berkarya, berinovasi, dan membawa seni lokal dan nama Indonesia ke panggung seni dunia. Siapa tahu, setelah membaca artikel ini, kamu jadi tertarik untuk mengeksplorasi lebih jauh karya-karya seniman kontemporer Indonesia lainnya yang sedang naik daun, atau mungkin kamu ingin menjelajahi dunia seni kontemporer Indonesia untuk menemukan seniman favoritmu berikutnya? lihat disini